Di tengah jam-jam kantuk melandaku sore tadi, kubuka laman WhatsApp berhenti sejenak hanya untuk melihat unggahan mentorku, "Selamat Hari Raya Galungan, Ms." ku- click send. Terlihat dua ceklis abu-abu tanda terkirim. Enam bulan sudah ku di rumah, kembali katanya. Benar-benar tidak menyisakan rasa, maksudku waktu berjalan dengan cepat. Oh ya, Galungan biasanya jatuh tujuh bulan sekali yang mana terdapat dua kali perayaan dalam setahun. Galungan ini mengingkatkanku akan perayaan Galungan Februari lalu, aku ingat hari itu pagi-pagi sekali dijemput teman di dekat kosan. Kita punya agenda. Ya, kita mau jalan-jalan di hari raya karena jatah libur dari kantor yang hanya ada di hari itu. Kami berangkat dari kosanku di Sanur, melintasi kemacetan di sepanjang Jl. Ida Bagus Mantra. Bagaimana tidak macet, namanya hari raya. Semua umat Hindu pergi untuk sembahyang ke Pura atau sekadar bersilaturahmi mengunjungi sanak saudaranya. Belum lagi, kami para perantau yang ingin sek...